Berita

Boyolali-Klaten Hujan Abu, BPPTKG Ungkap Penyebab Aktivitas Merapi Meningkat

03 Februari 2024 00:08:17 / Berita / Hits : 132 / Posted by Administrator

Aktivitas Gunung Merapi pada Minggu (21/1/2024) menyebabkan wilayah Kabupaten Boyolali dilanda dua kali hujan abu. Hujan abu pertama di Boyolali hanya dirasakan di lereng Merapi seperti Kecamatan Cepogo. Namun, hujan abu kedua melanda setidaknya tujuh kecamatan.

Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) yang diterima Solopos.com pada Senin (22/1/2024) dini hari, periode pengamatan Minggu pukul 00.00 WIB – 24.00 WIB menunjukkan aktivitas letusan sebanyak satu kali dengan amplitudo 70 mm dan durasi 239,64 detik.

Lalu, terjadi empat awan panas guguran (APG) dengan amplitudo 42-70 mm dengan durasi 150,08-214,4 detik. Kemudian, Lalu ada 178 guguran dengan amplitudo 3-41 mm dan durasi 21,76-184,88 detik. Tercatat, hybrid atau fase banyak ada 14 kali dengan amplitudo 3-11 mm dan gempa vulkanik dangkal terjadi sebanyak lima kali dengan amplitudo 27-80 mm dan durasi 7,84-13,16 detik.

“Satu kali letusan, tinggi kolom dan luncuran tidak teramati. Terjadi empat kali awan panas guguran ke arah barat daya atau Kali Bebeng dengan estimasi jarak luncur sekitar 2.000 meter,” kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, dalam laporan aktivitas Gunung Merapi.

Visual Gunung Merapi sendiri berkabut dan asap kawah tidak teramati. Cuaca juga mendung dan hujan. Dijelaskan volume curah hujan 58 mm per hari. Status Merapi masih siaga level III atau Siaga.

Dijelaskan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Kemudian di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

“Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya,” jelas Agus.

Ia juga meminta masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya. Lalu, ia juga mengimbau masyarakat mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

“Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” jelas dia.

Selain Boyolali, akibat erupsi Merapi kemarin wilayah Kabupaten Klaten juga diguyur hujan abu vulkanik. Di Klaten, hujan abu terjadi di di Tegalmulyo seperti di Dukuh Girpasang serta kawasan Sapuangin.

Sementara itu, dilansir dari Harianjogja.com pada Minggu, kejadian APG Gunung Merapi akhir-akhir ini kian intens. BPPTKG mengungkapkan ada serangkaian penyebab yang membuat kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi kian intens.

Agus menjelaskan suplai magma menjadi salah satu aspek yang menyebabkan makin intensnya aktivitas vulkanik di Merapi. Suplai magma di Gunung Merapi disebutkan Agus bersifat menerus.

Sementara adanya hujan di area puncak memicu keluarnya suplai magma tadi ke permukaan. Dampaknya awan panas selanjutnya terjadi pada beberapa hari terakhir ini.

“Memang kebetulan suplai magma kan menerus di Gunung Merapi ini. Jadi data kegempaan maupun deformasi, kemudian dengan curah hujan yang tinggi itu juga memicu keluarnya suplai magma tersebut ke permukaan. Kemudian membentuk awan panas seperti yang beberapa hari terjadi dalam beberapa hari terakhir ini,” kata Agus, Minggu (21/1/2024).

Meski makin intens, Agus belum melihat adanya arah peningkatan status tingkat aktivitas Gunung Merapi. Sejak 5 November 2020, tingkat aktivitas Gunung Merapi ditetapkan pada Level III atau siaga. “Ya masih sesuai dengan kriteria status siaga,” ungkapnya.

Jangkauan jarak luncur awan panas menjadi salah satu dasar Agus dalam melihat tingkat aktivitas Merapi. Pasalnya meski sejumlah awan panas guguran terjadi belakangan ini, jarak luncurnya masih berada di kawasan potensi bahaya. Belum merangsek sampai ke permukiman.

“Sepertinya enggak ya [kenaikan status]. Karena jarak luncur dari awan panas yang selama ini terjadi masih di daerah potensi bahaya. Kalau misalnya itu sudah diperkirakan akan melebihi potensi bahaya dan akan berdampak ke permukiman baru kita nanti evaluasi,” tandasnya.

Perilaku Gunung Merapi

Di sisi lain aktivitas vulkanik yang masih tinggi lanjut Agus sudah menjadi perilaku dari Gunung Merapi yang mengalami erupsi selama tiga tahun ini. Aktivitasnya berupa pertumbuhan kubah lava, hingga guguran awan panas sesekali. “Ya [aktivitas Merapi] masih tinggi yang seperti ini tuh memang sudah menjadi perilakunya Merapi,” ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, hujan abu kedua akibat erupsi Gunung Merapi pada Minggu di wilayah Boyolali setidaknya mengguyur tujuh kecamatan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Suratno, menyampaikan dampak dari erupsi Gunung Merapi pada pukul 14.12 WIB yaitu turunnya hujan abu yang menjangkau wilayah Kabupaten Boyolali.

“Kecamatan Selo aman, tidak terdampak hujan abu. Untuk sebarannya [hujan abu] ada di Kecamatan Cepogo, Musuk, Tamansari, Boyolali, Mojosongo, Teras, dan terjauh di Sambi,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Minggu sore.

Ia menjelaskan hujan abu vulkanis ada yang intensitas sedang ada pula yang tipis. Suratno mengatakan di wilayah Boyolali hujan abu langsung disapu oleh hujan. Sehingga, aktivitas masyarakat tidak terganggu signifikan.

Ratno mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada akan tetapi tidak perlu panik.“Fenomena ini tidak perlu kemudian disikapi secara berlebihan, semuanya tetap aman terkendali. Dan apabila ada perubahan informasi yang perlu disampaikan terkait aktivitas Merapi, akan segera kami ikuti dan diambil langkah sebagaimana mestinya,” kata dia.

Dalam laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di akun X @BPPTKG, diketahui terjadi erupsi Gunung Merapi pada Minggu sekitar pukul 14.12 WIB dengan amplitudo maksimal 70 mm. Durasi 239,64 detik, jarak luncur maksimal 2.400 meter ke arah barat daya. Visual Gunung Merapi berkabut dan arah angin ke timur.

Tags : jeep lava tour merapi, rafting sungai elo, soft trekking merapi, yogya walking tour



Berita Lainnya :


Layanan Kami

Contact Us

MERAPI ADVENTURE

PT. BOROBUDUR DESTINASI UTAMA

NIB :0302240041553

Jl. Temulawak, RT 01/RW 04 No 40 Nologaten, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

Phone
+62 274 485672

Mobile
+628112640967

Email :

merapiadventure01@gmail.com

ONLINE SUPPORTS :
                                      WE ACCEPT

 

 

 


Exchange Rate :

Layanan Kami

Hubungi Kami

Jl. Temulawak, RT 01/RW 04 No 40 Nologaten , Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

Phone
+62 274 485672

Mobile
+628112640967

WhatsApp
+628112640967

Telegram
+628112640967

Line
borobudursunrise

Email
merapiadventure01@gmail.com, borobudursunrise.net@gmail.com

Promo

Rafting Sungai Elo
Rafting Sungai Progo
Jeep Lava Tour Merapi
Jomblang Vertical Cave Timang Beach
Golden Sunrise at Sikunir Dieng
MERAPI SUNRISE TOUR
Jadwal dan Harga Ramayana Ballet Prambanan
Legenda Roro Jonggrang Prambanan Ballet
Linktree

Statistik Pengunjung

Flag Counter

Rekening Pembayaran

Transferwise
https://wise.com/
https://wise.com/

CREDIT CARD
POWERED BY IPAY88
POWERED BY IPAY88