30 Oktober 2020 23:10:32 / Berita / Hits : 1260 / Posted by Administrator
Letusan Gunung Merapi pada 2010 merupakan yang terbesar dalam kurung waktu 140 tahun. Aktivitasnya dimulai pada akhir September 2010 dan menyebabkan letusan puncak pada hari Selasa, 26 Oktober 2010, yang menewaskan sedikitnya 165 orang, termasuk sang juru kunci Mbah Maridjan.
Saat itu, karakter letusan Merapi eksplosif vertikal dengan ketinggian awan panas mencapai 7,5 km. Akibat pengaruh angin, awan panas meluncur turun dan menghanguskan wilayah-wilayah yang ada di bawahnya dalam radius 20 km.
Medan berbatu dan berdebu.
Tiga tahun berselang, kawasan terdampak erupsi Merapi telah dibenahi, meski belum sepenuhnya. Banyak puing bangunan yang masih teronggok di tempatnya. Namun yang paling penting dari itu semua, para korban selamat telah menempati hunian baru di kawasan relokasi bencana yang jauh dari zona bahaya.
Secara perlahan, geliat perekonomian warga di kawasan Merapi pun mulai bangkit. Warga menciptakan berbagai inisiatif usaha yang dapat memberikan penghasilan. Banyak diantaranya yang mendirikan warung sederhana yang menjual camilan dan minuman khas Yogyakarta.
Salah satu rumah korban sapuan awan panas Merapi.
Warung-warung sederhana ini mendukung objek wisata baru yang tercipta pascaerupsi, salah satunya Wisata Lahar Merapi atau juga dikenal dengan Lava Tour yang menawarkan pengalaman layaknya aktivitas off road. Wisatawan dapat menelusuri bekas lokasi-lokasi yang tersapu awan panas dengan menunggang jip yang dikemudikan oleh pemandu.
Ada perasaan haru melihat rumah-rumah yang menjadi korban erupsi Merapi. Apalagi mencoba membayangkan detik-detik saat letusan terjadi dan awan panas meluncur turun. Awan bersuhu 400°C menyapu habis desa-desa di bawahnya.
Disambut rangka hewan korban erupsi Merapi.
Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah Kawasan Batu Alien, sebuah batu berukuran besar yang dipercaya terlontar dari kawah Gunung Merapi sejauh 5 Km. Memasuki lokasi, Anda akan disambut oleh gerbang mini “berhiaskan” tulang belulang hewan yang turut menjadi korban, mulai dari anjing, sapi, kambing, dan kerbau.
Menemukan penampakan wajah alien pada batu ini?
Dinamakan Batu Alien sebab warga sekitar menganggap bentuk batu ini menyerupai wajah alien. “Ini bagian mata, hidung, dan telinga,” ujar salah seorang warga sambil menunjuk ke arah cekungan batu yang ada. Jika dilihat dari sudut tertentu, memang batu tersebut sedikit menyerupai bentuk “alien” yang sering kita lihat di televisi. Namun tak sedikit pula pengunjung yang gagal melihat penampakan makhluk asing pada batu tersebut.
Para pengunjungmengerumuni warung dengan menu spesial Wedang Gedang khas Lereng Merapi.Wedang gedang khas lereng Merapi.
Usai menyambangi “alien”, pemandu mengajak para penumpang untuk mencicipi wedang gedang, minuman khas lereng Merapi. Meski udara saat itu cukup panas, minuman yang satu ini rasanya menyegarkan. Hangat, namun tak sepanas wedang jahe.
Wedang terbuat dari dari seduhan cengkeh, kayu manis, gula merah, pandan, dan pisang kepok yang dipotong dadu.
Lokasi yang tak kalah menarik yang juga disinggahi adalah Museum Sisa Hartaku. Ada sedikit perasaan miris saat memasuki museum, yang lebih tepatnya rumah berisi sisa-sisa harta yang hangus tersapu awan panas.
Tulisan yang terpampang di salah satu sisi dinding di Museum Sisa Hartaku. Sisa harta bukti keganasan awan panas Merapi.
Pemilik “museum” ini adalah keluarga Bapak Kimin dan Ibu Wati. Bersama keempat orang anaknya, mereka selamat dan mengungsi ke tempat aman. Atas inisiatif anak sulungnya, bekas rumah mereka dibuka untuk umum dan dijadikan museum. Pakaian, alat makan, sepeda motor, mebel, bahkan hewan peliharaan mereka tak luput dari sapuan awan panas.
“Itu apa bu?” tanya saya menunjuk rangka kepala hewan berukuran kecil yang digantung di dinding.
“Itu dek.” jawab Ibu Wati sambil menunjuk tulisan yang sudah terlihat samar. Tanpa sadar saya langsung bergidik begitu melihat tulisan samar yang ia maksud.
Endas asu. Kepala anjing.
Ibu Wati kemudian bercerita bahwa ia dan suami telah mengungsi satu minggu sebelum kejadian. Keempat orang anaknya baru mengungsi beberapa jam sebelum awan panas menyapu habis rumah mereka. “Alhamdulillah semua selamat.” ujarnya lirih.
Ibu Wati, salah satu korban selamat bencana erupsi Merapi tahun 2010.
“Jam (dinding) itu saksi waktu awan panas sampai di rumah ini,” ujar Ibu Wati menunjuk jam dinding yang jarum-jarumnya sudah lengket dan berhenti di angka 00:05.
Museum Sisa Hartaku menjadi tempat persinggahan terakhir dari Lava Tour.
Durasi tur berkisar antara 90-180 menit, tergantung jenis paket dan rute yang dipilih. Ada tiga paket tur yang dapat dipilih oleh wisatawan. Paket standar berdurasi 90 menit dengan jarak tempuh 18 Km dan melalui lereng Merapi, Kali Kuning, Kali Opak, Kali Gendol, dan Desa Kali Adem. Tur paket ini dikenakan biaya sebesar Rp 250.000.
Paket medium yang berdurasi 120 menit, rutenya akan ditambah menelusuri Bronggang, Argomulyo, yang merupakan lokasi Kali Gendol yang sudah dikeruk pasirnya, lalu melewati hunian sementara warga yang menjadi korban erupsi Merapi. Biayanya sebesar Rp 350.000.
Sementara paket jauh yang berdurasi sekitar 180 menit, akan ditambah kunjungan ke makam Mbah Maridjan di Srunen, Glagaharjo. Untuk menikmati paket ini, wisatawan harus merogoh kocek sebesar Rp 500.000. Besar biaya dihitung per mobil, bukan per orang. Satu mobil jeep dapat ditumpangi oleh 4-5 orang termasuk supir/pemandu.
Jika berminat salah satu penyedia jasanya  adalah Merapi Jeep Tour. Mereka juga menyediakan paket khusus Tur Merapi Sunrise dan Tur Merapi Malam.
Sebelum berangkat ke Kaliurang dan menjajal Lava Tour, simak beberapa tips berikut agar nyaman sepanjang perjalanan:
jeep lava tour merapi, jeep tebing breksi, outbound di yogyakarta, rafting sungai elo, rafting sungai progo, amazing race merapi sunrise, Jeep Merapi sunrise, Hard Trekking Merbabu, Soft Trekking Merapi, Paintball di Yogyakarta, Smart Outbound Yogyakarta
Tags : jeep lava tour merapi, jeep tebing breksi, outbound di yogyakarta, rafting sungai elo, rafting sungai progo, amazing race merapi sunrise, jeep merapi sunrise, hard trekking merbabu, soft trekking merapi, paintball di yogyakarta, smart outbound yogyakarta
NIB :0302240041553
Jl. Temulawak, RT 01/RW 04 No 40 Nologaten, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281
Phone
+62 274 485672
Mobile
+628112640967
Email :
merapiadventure01@gmail.com
ONLINE SUPPORTS : |
WE ACCEPT |
|
Exchange Rate : |
Jl. Temulawak, RT 01/RW 04 No 40 Nologaten , Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281
Phone
+62 274 485672
Mobile
+628112640967
WhatsApp
+628112640967
Telegram
+628112640967
Line
borobudursunrise
Email
merapiadventure01@gmail.com, borobudursunrise.net@gmail.com
Transferwise
https://wise.com/
https://wise.com/
CREDIT CARD
POWERED BY IPAY88
POWERED BY IPAY88